Jumat, 29 Januari 2010

Pandangan Sufi terhadap Urusan Dunia

Al Hikam : Keinginanmu utk lepas dari urusan dunia padahal Allah membekalimu sarana penghidupan adalah syahwat yang samar, sedangkan keinginan utk mendapatkan sarana penghidupan sedangkan Allah melepaskanmu dari urusan dunia adalah kemunduran dari cita-cita luhur..

Para penempuh jalan menuju Allah bebas untuk menjadi apa saja, bebas memiliki apa saja dalam masing-masing kondisi yang Allah takdirkan untuk mereka, manut sama Gusti Allah hendak ditempatkan di maqam apa saja kita, sampai Allah sendiri yg memindahkan posisi kita di dunia….

Syaikh Abdul Djalil Mustaqim pernah dawuh bahwa mengamalkan tarekat sebagai seorang sufi bukan hanya memegang tasbeh, berdzikir di masjid, atau melakukan zawiyah/uzlah tanpa mempedulikan kehidupan duniawi dan kepentingan masyarakat. Menurut Beliau, salat 5 waktu dengan disiplin, mencari nafkah dengan jujur, menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh, merupakan kehidupan bertarekat. Tetapi itu semua jangan sampai menyebabkan kita melupakan Allah SWT. Tidak ada larangan berbisnis bagi pengikut tarekat. Bisnis tidak menghalangi seseorang untuk masuk surga, sebab ada berjuta jalan menuju Allah.

Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi juga pernah dawuh kepada Syaikh Ibnu Athaillah : “Jika kau berteman dengan seorang pedagang, jangan berkata kepadanya : ‘Tinggalkan daganganmu dan kemarilah !’ Juga jangan berkata kepada seorang pckerja : ‘Tinggalkan pekerjaanmu dan kemarilah !’ Dan jangan berkata kepada pelajar : ‘Tinggalkan pelajaranmu dan kemarilah !’ Posisikan setiap orang sesuai dengan posisi yang Allah berikan untuknya. Bagian seseorang yang Allah berikan lewat diri kita pasti akan sampai kepadanya. Para sahabat menyertai Rasulullah saw dengan setia. Namun, Rasul tidak pernah berkata kepada [sahabat yang] pedagang : `Tinggalkan daganganmu !’ tidak juga kepada pekerja : `Tinggalkan pekcrjaanmu !’ Rasulullah membiarkan mereka dengan usahanya masing-masing seraya memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah.”

Selanjutnya Beliau juga dawuh : “Tetaplah dalam posisi yang Allah berikan kepadamu. Bagian untukmu yang Allah berikan lewat diriku pasti akan sampai kepadamu. Itulah ahwal kaum shiddiqin. Mereka keluar dari sesuatu ketika Allah SWT sendiri yang mengeluarkan mereka.”

Karena itu dalam al-Hikam Syaikh Ibnu Athaillah mengingatkan : “Keinginanmu untuk memasuki alam tajrid (meninggalkan urusan dunia, tidak terikat sebab-akibat) padahal Allah masih menempatkanmu pada alam asbab/dunia (masih terikat sebab-akibat), adalah termasuk syahwat yang tersembunyi. Sebaliknya, keinginanmu untuk masuk ke alam asbab/kehidupan dunia padahal Allah telah menempatkanmu pada alam tajrid/meninggalkan urusan dunia, adalah suatu kemerosotan dari himmah (tekad spiritual) yang luhur.”

sumber: Tasawuf-Menggapai ridha Allah

APA ITU TASAWWUF…??

Banyak orang yang bertanya tentang apa itu tasawwuf, dari pemahaman penulis merujuk kepada keterangan yang ada dalam kitab Tanwirul Qulub karangan Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi hal 404, tasawwuf diterjemahkan sebagai ilmu batin dan ilmu yang paling agung dari ilmu-ilmu yang lain dengan tidak mengecilkan ilmu-ilmu yang ada. Allah telah mengutamakan para hambanya yang ahli tasawwuf setelah kedudukan para Rosul dan para Nabi-Nya. Allah telah menjadikan hati mereka sebagai gudang–gudang rahasia dan telah mengkhususkan mereka diantara umatnya untuk menerbitkan cahaya-cahaya Ilahiyah. Dimanapun mereka berada hatinya selalu bersama Allah.

Masih dalam kitab yang sama (1332 H:406), batasan ilmu tasawwuf dalam kitab tersebut ialah untuk mengetaui keadaan nafsu terpuji dan tercela dan bagaimana cara membersihkan nafsu yang tercela tersebut, serta mengisinya dengan sifat-sfat yang terpuji dan juga untuk mengetahui bagaimana jalan menuju Allah.

Oleh karena itu, tak salah kiranya jika ilmu tasawwuf diartikan sebagai ilmu untuk mensucikan segala penyakit-penyakit hati dan ilmu untuk menjadikan ibadah kita khusyu yakni ketika beribadah hatinya selalu ingat kepada Allah.

Al kisah seorang ulama besar Imam Madzhab yaitu Imam Ahmad bin Hambali r.a pernah berwasiyat kepada anaknya yang bernama Abdullah: “Hai Abdullah wajib bagimu untuk menghapalkan hadits dan wajib bagimu untuk menjauhkan diri dari majlis dzikir yang mengakui dirinya golongan tasawwuf, karena sesungguhnya mereka adalah golongan orang yang bodoh terhadap hukum-hukum islam.“ Namun setelah Imam Ahmad bin Hambali r.a bersahabat dengan seorang ahli tasawwuf Abu Hamzah Al-Baghdadi dia jadi mengetahui tentang golongan tasawwuf . Dan akhirnya Imam Ahmad berwasiyat lagi kepada anaknya, “Hai anakku wajib bagimu bergabung dengan majlis dzikirnya orang-orang tasawwuf karena mereka itu berilmu tentang Allah , muroqobah khusyu rasa takut pada Allah, zuhud, dan bercita-cita tinggi.pada Allah (1332H:405).

Dan begitu pula Imam Madzhab yang lain yaitu Imam Syafi’i selalu hadir di majlis tasawwuf. Beliau mengatakan perlu bagi ahli fiqih untuk mengetahui istilah-istilah tasawwuf agar membawa manfaat dari ilmu yang tidak ada dalam dirinya. Imam syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambali bolak-balik menghadiri dan mengikuti majlis dzikir tasawwuf. Mereka berdua ditanya: “Apa yang kalian berdua lakukan, bolak balik kegolongan orang-orang yang bodoh itu?”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya mereka yang menamai golongan tasawwuf itu telah memiliki puncak segala urusan dan dia itu bertaqwa pada Allah, mencintai Allah dan mengenal Allah.

Kita tahu Allah telah mewajibkan ibadah sholat kepada umat Islam namun ibadah itu tidak akan diterima tanpa diiringi dengan kekhusyuan hati .Dan kekhusyuan itu hanya bisa didapat dengan ilmu tasawwuf, dan tasawwuf itu sendiri tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi harus melalui seorang bimbingan Guru Ruhani yang dinamakan Mursyid. Jadi mencari Mursyid untuk belajar tasawwuf itu hukumnya menjadi wajib.Sebagaimana dalam kaidah ushul fiqih : “Maa laa yatimmul waajib illaa bihi fa huwa waajibun”. Artinya: “Tidak sempurna kewajiban kecuali dengan suatu perkara dan perkara itu hukumnya menjadi wajib “.

BAGAIMANA HUKUM MEMPELAJARI TASAWWUF

Ibadah akan sia-sia jika tidak diiringi dengan hati yang penuh dengan cahaya-Nya. Cahaya Allah tidak akan bisa ditangkap dengan hati yang kotor yang penuh dengan kedengkian, kesombongan, dendam dan lain–lain. Hal ini tidak ada cara lain kecuali harus mempelajari tasawwuf yang dibimbing langsung oleh Guru Ruhani yang disebut Mursyid.

Dan seluruh ahli thoriqot pun sepakat mewajibkan kepada seluruh manusia harus mencari guru yang memberi petunjuk kepadanya untuk menghilangkan macam –macam sifat yang bisa menjadi penghalang kepadanya dari ma’rifat ke hadrot Allah oleh hatinya. Hal itu dilakukan agar hati menjadi sah dan khusyu, sebab menghadirkan Allah dalam seluruh ibadah. Sedangkan dalam kenyataannya, hati tak akan bisa khusyu kepada Allah tanpa adanya bimbingan. Jadi mencari Mursyid itu hukumnya menjadi wajib. Sebagaimana dalam kaidah ushul fiqih: “Maa laa yatimmul waajib illaa bihi fa huwa waajibun.” Artinya: “Tidak sempurna kewajiban kecuali dengan suatu perkara dan perkara itu hukumnya menjadi wajib.”

Dalam hal ini Imam Al-Ghozali pun telah berpendapat bahwa hukum mempelajari tasawwuf atau thoriqot adalah fardlu ‘ain (wajib untuk setiap orang) bagi laki-laki maupun perermpuan, karena manusia tidak lepas dari kecacatan atau penyakit–penyakit hati, kecuali para Nabi Allah. Sebagaimana yang dikatakan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani qs: “Maka wajib bagi semua manusia untuk mencari kehidupan hati seperti untuk kehidupan keakhiratan dari ahli talqin dzikir di dunia ini sebelum datangnya maut.“

Syekh Abi Hasan Asy-Syadzili qs mengatakan: “Barangsiapa yang tidak ikut masuk thoriqot-ku yaitu thoriqot shufiyyah (thoriqot-nya orang-orang ahli tasawwuf) maka ketika mati, orang itu membawa dosa besar karena hukumnya fardlu‘ain. Oleh karena itu, maka wajib untuk pergi mencari seorang guru Mursyid untuk minta talqin dzikir, dan jika sudah menemukan Mursyid yang telah masyhur dalam mengobati muridnya, namun walaupun orang yang mau belajar itu dilarang oleh orang tuanya maka ia wajib untuk berguru.“

Sebagian orang–orang yang telah ma’rifat mengatakan: “Barangsiapa orang yang tidak memiliki bagian ilmu batin ini yaitu thoriqot tasawwuf maka aku takut orang itu jika meninggal dalam keadaan su’ul khotimah yaitu akhir yang jelek karena hati yang kotor.“

Dalam kitab Risalatul Qudsiyyah, Syekh Wahab Sya’roni telah berkata: “Mencari guru thoriqot itu wajib bagi tiap -tiap murid walaupun telah menjadi Ulama besar, karena sesungguhnya tiap–tiap orang yang tidak mendapat dzikir dari guru Mursyid yang memberi petunjuk kepadanya untuk mengeluarkan sifat–sifat yang cacat di hatinya. Maka orang itu telah ma’siyat kepada Allah dan Rosulnya, hal itu dikarenakan tidak mendapat petunjuk jalan untuk mengobati penyakit hatinya walaupun dengan memaksa tetap tidak akan membawa manfaat kalau tanpa Mursyid, walaupun orang tersebut telah hafal seribu kitab.”

Nafsu yang Tersembunyi

Nafsu tersembunyi berupa keinginan untuk dipuji manusia selain dipuji Allah, merupakan sifat yang terakhir kali keluar dari kalbu manusia

Alkisah, ada seorang ‘abid (ahli ibadah) yang sangat istiqamah. Selama sepuluh tahun ia selalu shalat persis di belakang imam, tanpa pernah tertinggal sekalipun juga. Suatu hari, karena suatu kepentingan yang tidak bisa ditunda ia ketinggalan berjama’ah. Dalam keadaan nafasnya tersengal-sengal, ia mengikuti shalat jama’ah di barisan belakang.

Mulanya tidak ada perasaan apa-apa, tapi tanpa disadari muncul perasaan halus entah dari mana. Tiba-tiba ia merasa malu manakala dilihat atau ditanyakan orang lain tentang keterlambatannya. Saat itu juga ia menangis sejadi-jadinya. Bukan menangisi keterlambatannya, tapi ia menangisi kenapa masih ada perasaan malu kepada orang lain dalam dirinya. Ia mengambil kesimpulan sendiri bahwa selama sepuluh tahun ia ia berjuang habis-habisan untuk selalu menempati shaf terdepan karena malu kepada orang lain.
KALIGRAFI sholat
Keinginan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, sebagaimana dalam kisah di atas merupakan sesuatu yang sangat tersembunyi. Manusia sangat pandai menyembunyikannya, bahkan saking halusnya terkadang pelakunya sendiri tak bisa mendeteksinya sampai pada batas-batas tertentu. Seperti tokoh di atas, ia baru menyadarinya setelah sepuluh tahun berjalan. Suatu masa yang sangat panjang.

Dalam kaitan ini Rasululah saw bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap ummatku adalah sifat riya dan nafsu yang tersembunyi, yang lebih tersamar dari rangka semut hitam, di batu padat, di malam yang kelam.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Menurut al-Ghazali, karena begitu tersamarnya sehingga para ulama sukar untuk meneliti seberapa besar bahaya yang ditimbulkannya. Demikian juga para ‘abid dan orang-orang yang melazimkan dirinya dalam ketaqwaan. Inilah perangkap hawa nafsu yang terakhir dan tercanggih.

Setan tidak pernah berputus asa menggoda dan menyesatkan manusia. Sekecil lubang jarumpun, peluang yang ada akan digunakannya semaksimal mungkin. Asal masih ada peluang masuk, setan akan memaksimalkan tipu dayanya. Apalagi nafsu manusia selalu timbul tak pernah berakhir.

Satu lubang ditutup, terbukalah lubang lainnya. Sampai pada lubang terakhir, yaitu perangkap manusia untuk mendapatkan pujian dari manusia lainnya.

Alangkah beratnya tantangan yang harus dihadapi manusia agar terlepas dari gangguan hawa nafsunya. Kadang manusia kelelahan jika terus menerus berjuang mengalahkan hawa nafsunya.

Pada saat kelelahan seperti ini, ia ingin beristirahat, berhenti sejenak dari berperang menghadapi serangan bertubi-tubi yang datangnya dari hawa nafsu. Saat itulah muncul bisikan tadi. Tumbuh keinginan pada dirinya untuk memperlihatkan kebaikan diri dan memamerkan ilmu dan amalnya.

Kesempatan yang baik itu dimanfaatkan benar oleh setan dan hawa nafsu. Keinginan seperti itu disambut dengan sangat antusias. Ia kini ditempatkan sebagai orang yang terhormat dan terpandang, dimuliakan dan dikagumi.

Manakala orang tahu betapa dirinya telah melakukan mujahadah sekian lama dengan meninggalkan dunia dan segala kenikmatannya, maka bertambah banyaklah orang yang datang. Kini, mereka bukan saja memberikan pujian, menyanjung, dan menaikkan tinggi-tinggi namanya, tapi mereka juga mulai mengharapkan berkah darinya.

Sebutan kyai khash, wali, dan berbagai predikat kehormatan selalu disebut-sebut orang. Pada mulanya ia risih juga dengan sebutan dan predikat itu, tapi tak kuasa juga ia menolaknya.

Berkali-kali ia menolaknya, tapi semakin keras ia menolak, semakin keras pula desakan ummat untuk menggelarinya dengan sebutan-sebutan tadi. Tak terasa waktu terus berjalan, sehingga pada suatu ketika ada orang yang memanggilnya dengan sebutan biasa-biasa saja. Pada saat itulah ia tersinggung, walaupun ketersinggungan itu disimpan rapi di dadanya.

Dalam posisi seperti itu, berduyun duyun orang datang mengunjunginya sekadar mengharapkan berkah dengan mencium tangannya atau meminta do’a darinya. Petuahnya diikuti, kata-katanya diperhatikan. Dari kejauhan saja, semua orang hormat dan menunduk kepadanya.

Ketika orang yang terhormat ini datang memenuhi suatu majelis, ia selalu ditempatkan pada kursi terdepan dengan segala fasilitasnya yang berbeda dengan lainnya. Ia diistimewakan dalam pelayanan dan makanan. Siapa yang tidak tersanjung dengan perlakuan ini?

Banyak orang yang shalih akhirnya terperosok dalam perangkap ini. Mereka mengira bahwa dirinya masih tercatat sebagai golongan orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah Rabbil ‘Izzati. Padahal ia telah menjauh dari-Nya. Ia kini tercatat dalam golongan orang-orang munafiq, yang seluruh pahala ibadah dan segala amal baiknya menjadi gugur karenanya.

Nafsu yang tersembunyi itu sesungguhnya telah menjadi gangguan terakhir pada semua orang yang telah bersungguh-sungguh beribadah dan berbuat baik. Mereka telah berhasil melewati segala rintangan yang telah menghadangnya, tapi untuk rintangan terakhir ini, banyak yang gagal menembusnya. Nafsu tersembunyi, yaitu keinginan untuk dipuji manusia selain dipuji Allah, merupakan sifat yang terakhir kali keluar dari kalbu manusia.

Pujian dan penghormatan merupakan kenikmatan duniawi. Tak sedikit orang yang mengejarnya dengan segala cara yang ia miliki. Orang ‘alim dengan ilmunya. Orang kaya dengan kekayaannya. Orang baik dengan kebaikannya. Aktivis dengan berbagai kegiatannya. Keinginan untuk menjadi orang yang terpuji, terhormat, dan terpandang acap kali dilakukan secara terang-terangan, tapi tidak sedikit dengan cara yang amat samar dan halus. Kedua-duanya di sisi Allah sama saja.

Allah berfirman:

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan.” (al-Qashash: 83)

Ayat di atas menyatukan antara keinginan untuk menyombongkan diri dengan berbuat kerusakan.

Artinya kedua perbuatan itu sama-sama terkutuknya, dan sama-sama bahayanya. Sebab keinginan untuk menyombongkan diri bisa menumbuhkan sikap munafiq, sedangkan kemunafikan jelas akan membawa kehancuran dan kebinasaan.

Rasulullah Salallaahu ‘alaihi wa salam mengingatkan, bahwa hancurnya manusia banyak diakibatkan karena mengikuti hawa nafsu dan mencintai pujian.

sumber : Tasawuf-Menggapai ridha Allah

Hati yang Ikhlas

Orang yang ikhlas adalah manusia yang dilindungi oleh Allah dari penyakit hati tersebut. Rasulullah memberi peringatan kepada umat Islam agar menjauhi hal-hal yang bisa menodai dan mengikis sifat keikhlasan kepada Allah seperti sombong. Sabda Rasulullah SAW: ”Sedikit dari sifat riya itu adalah syirik.Maka, barang siapa yang memusuhi wali-wali Allah niscaya sesungguhnya dia telah memusuhi Allah. Sesungguhnya Allah sangat mengasihi orang yang berbakti dan bertakwa serta yang tidak diketahui orang lain tentang dirinya. Jika mereka tidak ada dan hilang dalam acara apapun, mereka tidak dicari oleh orang lain, dan kalau mereka hadir di situ mereka tidak begitu dikenali oleh orang lain. Hati nurani mereka umpama lampu petunjuk yang akan menyinari mereka hingga mereka keluar dari tempat yang gelap gelita.” (Hadis riwayat Hakim)

Itulah harapan dan impian mereka dengan pengabdian yang penuh tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah. Allah berfirman, ”Katakanlah: sesungguhnya solatku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah aku diperintahkan dan aku (di antara seluruh umatku) adalah orang yang pertama Islam (yang berserah diri kepada Allah dan mematuhi perintah-Nya).” (QS al-An’am, ayat 162 – 163).

Imam al-Ghazali menyatakan, semua manusia sebenarnya celaka, kecuali yang berilmu. Ilmuwan juga celaka, kecuali yang benar-benar mengamalkan ilmunya. Yang disebutkan terakhir ini pun celaka, kecuali yang menghiasi diri mereka dengan sifat ikhlas. Ringkasnya, selama seorang Muslim itu menyerahkan dirinya sepenuh hati kepada Allah dengan penuh keikhlasan, maka selama itulah segala gerak gerik dan diamnya, tidur dan jaganya akan dinilai sebagai satu langkah ikhlas dan tulus menuju keridaan Allah.

Tiga ciri ikhlas
Seorang yang ikhlas memiliki ciri tersendiri sehingga menjadi lambang keperibadiannya:

1. tidak terpengaruh atau termakan oleh pujian dan cercaan orang lain. Bagi mereka segala pujian yang indah atau cercaan yang buruk adalah sama nilainya.tidak mengharapkan balasan atau ganjaran dari amal kebajikan yang pernah dilakukan, tetapi dia hanya mengharapkan keridaan Ilahi.
2. Rasulullah SAW bersabda: ”Pada hari kiamat nanti, dunia akan dibawa, kemudian dipisah-pisahkan, apa yang dikerjakan karena Allah dan apa yang dilakukan bukan karena Allah, lalu dicampakkan ke dalam api neraka.” (Hadits riwayat Baihaqi)
3. orang yang tidak pernah mengungkit-ungkit kembali segala kebaikan yang pernah dilakukan. Artinya, orang yang selalu menyebut tentang kebaikan yang pernah dilakukan, apalagi menghina dan memburuk-burukkan orang yang pernah diberikan bantuan, maka sesungguhnya dia sangat jauh dari golongan orang yang ikhlas. Rasulullah SAW pernah memerintahkan kita agar bersedekah secara diam-diam, jauh dari penglihatan orang banyak. Umpama tangan kanan memberi sedangkan tangan kiri tidak mengetahuinya. Sabda Rasulullah SAW: ”Bahwa sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kamu, tetapi Dia hanya melihat kepada hati kamu.” (Hadits riwayat Muslim)

Sabtu, 23 Januari 2010

Apakah Kau Tahu ?

* Tahukah kalian jika orang yang kelihatannya begitu tegar hatinya sebenarnya adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan ?
* Tahukah kalian jika orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain justru adalah orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?
* Tahukah kalian jka orang yang suka berpakaian berwarna merah dia lebih yakin kepada dirinya sendiri?
* Tahukah kalin jika orang suka berpakaian berwarna kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri?
* Tahukah kalian jika orang suka berpakaian berwarna hitam adalah orang yang tidak ingin di perhatikan tetapi sangat butuh bantuan & pengertian kalian?
* Tahukah kalian apabila kalian menolong seseorang pertolongan tersebut akan dikembalikan 2 kali lipat?
* Tahukah kalian bahwa lebih mudah mengatakan perasaan cinta dengan tulisan dibandingkan mengatakannya langsung kepada seseorang yang dimaksud?

* Tapi tahukah kalian bahwa hal tersebut akan lebih bernilai saat kalian mengatakannya secara langsung dihadapan orang yang dimaksud?

* Tahukah kalian apabila anda memohon sesuatu dengan keyakinan. Keinginan tersebut pasti akan terkabulkan?
* Tahukah kalian bahwa kalian bias mewujudkan impian itu jika memintanya dengan keyakinan?

JIKA KALIAN MENGETAHUI SEMUA ITU KALIAN AKAN TERKEJUT DENGAN APA YANG BISA KALIAN LAKUKAN DAN DAPATKAN.

Jumat, 22 Januari 2010

Enteroctopus dofleini

By Tara Eisenberg
Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Enteroctopus
Species: Enteroctopus dofleini

Geographic Range
North Pacific Ocean: this includes the ocean area off the northern coast of California, extending northward through Alaska to Japan.

Biogeographic Regions:

pacific ocean (native ).

Habitat
Octopus dofleini are bottom-dwelling, shallow water species occupying the Northern Pacific region. They live from low-tide levels to about 200 meters in depth.

Aquatic Biomes:
benthic ; coastal .

Physical Description
Mass
18 to 25 kg
(39.6 to 55 lbs)

Octopus dofleini are the largest of all octopods, with a 9.6 meter arm span. Like all Octopus, they have 8 long arms, which bear suckers.

Reproduction
Octopus dofleini mate when the male introduces his out-stretched hectocotylus into the female's mantle cavity, into which he ejects spermatophores. The hectocotylus is a male arm specialized for spermatophore transfer to the female. The spermatophore are deposited at the opening of the oviduct, and the spermatozoa are then stored in the female's oviducal glands. A female can lay 18,000 to 100,000 eggs. Eggs are placed in nests on rocks or sandy bottoms at depths less than 50 meters. Reproduction takes place during the autumn, in-shore at a depth of up to about 100 meters. Octopus dofleini usually mate only once. After mating, the males move into deep water and die. The females die after hatching their eggs.

Behavior
Medium to large sized Octopus dofleini are known to go through migrations. They move in-shore during the months of October and November and return to deep water between February to March. The cycle repeats when octopuses move to shallow water in late April to May, returning to deep water in August and September.

Food Habits

The young, planktonic hatchlings, are "neustonic feeders" (feeding on dead food). They capture krill by seizing it with their arms. By 43 days, young Octopus dofleini dart towards their food like squids. Adults feed on crustaceans, mollusks, flatfishes, redfish and sculpins.

Economic Importance for Humans: Positive


Octopus dofleini are a major commercial species in the world. They are the most common species caught by fisheries in northern Japan. About 20,000 metric tons are taken per year. There are fisheries for this species off Alaska and Washington as well. Alaskans catch them using the "pot" method, which is similar to the Japanese clay pots. The pots are placed on the ocean bottom and are pulled up when an octopus enters. Octopus dofleini are used for bait in long line fisheries and for human consumption.

Conservation Status
Even though the Octopus dolfleini are sought by many fisheries, they are not facing any threat to their existence. They reproduce relatively late in life, which might impede their recovery should they become endangered, but their mortality rate before spawning is only 1%.

Octopus Joubini


By Nichole Rudolph

Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Octopus
Species: Octopus joubini

Geographic Range

Tropical Western Atlantic:
Florida, Gulf of Mexico, Caribbean Sea to Guyanas, Bahamas, West Indies.

Biogeographic Regions:
atlantic ocean (native ).

Habitat
Inhabit empty shells among coral, near low tide line and below in shallow water. They use crevices, empty clam shells, or spaces in a reef face to eat and rest.

Aquatic Biomes:

benthic ; reef ; coastal .

Physical Description
Small; maximum length (including arms) approximately 15 cm. Like all octopuses, Joubin's octopus has 8 arms. One arm, the ligula, is modified in males to form a sex organ. Octopus joubini has smooth skin with small pimples scattered at intervals.

Reproduction
Actual mating time is usually brief, about 5 minutes, as compared with other species like the Octopus dofleini, which mates for 2-3 hours. Amount of contact and sex of the initiator seems to vary. As a result of its small size, the animal is vulnerable to many predators. A shorter mating time shortens the period of vulnerability to these predators. It can occasionally cause problems, however. The sperm is passed to the female through a spermatophore that the males, using a special arm, place in the female's mantle cavity. The spermatophore evaginates in the female's oviduct, releasing sperm. Usually males would hold the spermatophore in the female until this process is complete, but in this case the male cannot because the fertilization takes too long. The eggs produced are usually fairly large, 6-8 mm in length. The females begin spawning from 4-5 months after hatching, with death shortly after 30-45 day brooding period.

Behavior
Octopus are usually considered solitary animals. They seem to show preferences for the same areas of residence. In tank experiments, O. joubini move to the corners of the tank for safety and more "cover." They form hierarchies, with dominance usually based on size. The bigger octopus routinely wins a dispute, and thus gains better access to food, homes, etc. When there is a tremendous difference in size between two animals, they tend to ignore each other. They make their social arrangements using space, although they seem to have no natural social spacing.

Food Habits
Mainly feed on crabs, e.g., Uca fiddler crabs, but also consume snails. Prefer crabs, possibly because they come into more contact with them, and crabs are more active than snails. The octopus seems to spend long periods of time pulling snails out of their shells before consuming them, but they can kill and eat a crab in one minute or less.

Economic Importance for Humans: Negative

Possible effect on crab populations in the area.

Economic Importance for Humans: Positive

Used in research, both behavioral and biomedical.

Conservation Status
At present there is an argument over whether the Octopus joubini is a synonym of either O. mercatoris or an as-yet undescribed species. Possible differences between the two supposed species include coloration, egg size, and hatchling ecology.

Other Comments
While small in size, Octopus joubini has a rapid growth over a relatively short life span (4-8 months). Their small size seems to be due to their small hatching size and the short duration of their rapid growth. They have keen senses. Their vision is so good that they are able to see a diver at least when he sees them, if not before.

Kamis, 21 Januari 2010

Hapalochlaena Lunulata


By Kelly Ray

Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Hapalochlaena
Species: Hapalochlaena lunulata





Geographic Range
Hapalochochlaena sp. are found in the IndoWest Pacific and Indian Oceans. They are very common in shallow waters around the coast of Australia particularly in the cooler areas along the southern coast. Hapalochochlaena lunulata specifically is found along the coasts of Northern Australia and farther north in the tropic western Pacific Ocean.
(Ellis 1991, Environment Australia 1999, Norman 1998, Roper and Hochberg 1988)

Biogeographic Regions:

indian ocean (native ); pacific ocean (native ).

Habitat

-H. lunulata- is found in shallow coral and rock pools, particularly after storms, digging around for crabs. It tends to hide in crevices amongst rocks, inside seashells, and discarded bottles and cans because of its soft-bodied vulnerability. It is easy to identify the home of -H. lunulata - or any Octopodidae: The area immediately in front of the opening is littered with the shells and hollowed-out legs of various crustaceans. It occupies a particular nest for a long time and ventures forth only to hunt for food or look for a mate. However, it cannot resist a new nest when one is offered. They, as well as other Octopodidae, are bottom dwellers and are not found in open water. Although Octopodidae may venture onto dry land in pursuit of a crab, if it remains there Octopodidae is doomed: Within half an hour, it will die from suffocation.
(Campbell 2000, Ellis 1991, Encarta 1998, Environment Australia 1999, Stewart 1997)

Aquatic Biomes:
reef ; coastal .
Physical Description

A soft body that rapidly changes color and texture characterizes the family Octopodidae. An octopus has no skeleton and therefore is astonishingly compressible; Octopodidae can ooze through an opening no bigger than one of its eyeballs. Its incredible flexibility comes from its musculature, which consists of fibers that run in three directions, permitting it to change shape. Like all Mollusca, Octopodidae possesses a mantle. However, the mantle is fused with the cephalized head on the dorsal side. The "skin" of Octopodidae is equipped with chromatophores, which are pigment cells that an animal can expand or contract by muscular action. These cells vary in color, and as the animals expands some or contracts others, its color changes. The nervous system consisting of a well-developed brain, controls the color changes an Octopodidae makes in response to its moods and surroundings. The central nervous system of the octopus is the largest and most complex in the invertebrate world, rivaling that of many vertebrates, including mammals. Also analogous with the vertebrates, members of Octopodidae possess two large, complex eyes that are camera-like in structure, and their vision is acute. Although Octopodidae has a closed circulatory system like higher animals as well, the blood is a poor carrier of oxygen. As a result, Octopodidae tires easily. To stay alive, it relies on a system involving three hearts and permanently high blood pressure. A major distinguishing feature of Octopodidae is its eight muscular arms, which radiate out from the body around the beak-like jaws. In males, the third right arm is modified into a hectocotylus for mating. Each arm bears two rows of whitish suckers that can move independently. Each sucker may have 10,000 neurons to handle both taste and touch, and an octopus has thousands of suckers. Octopodidae has an ability to regenerate an injured or lost arm. It usually takes about 6 weeks for an arm to regenerate. It has been found that, along with arms, Octopodidae can even regenerate part of an eye that is damaged.

The blue-ringed octopi actually include four closely related species Hapalochochlaena marculsa, Hapalochochlaena lunulata, Hapalochochlaena fasciata, and Hapalochochlaena nierstraszi . Its larger rings distinguish Hapalochochlaena lunulata, the Greater blue-ringed octopus, from the other species. Hapalochochlaena lunulata is about 20 cm at maximum spread, but under normal circumstances, it appears much smaller than this. H. lunulata is dark brown to dark yellow in color, but with brilliant blue rings thought to be warning coloration that "glow" when it is angry. The reason the rings are blue is thought to be that the visual range of the octopus is most sensitive in the blue part of the spectrum. At the small beak at the junction of its eight arms rather than manufacturing ink, H. lunulata makes poison like the tetrodotoxin found in poisonous puffer fishes. Bacteria in their salivary glands produce it. The venom, contained in its saliva and designed to subdue or kill its prey is particularly lethal to human beings.
(Campbell 2000, Ellis 1991, Encarta 1998, Environment Australia 1999, Norman 1998, Roper and Hochberg 1988, Stewart 1997)

Reproduction
A male interested in mating approaches a female just close enough to stretch out a modified arm, the hectocotylus, and caress the female. This arm has a deep groove between the two rows of suckers and ends in a spoon-like tip. After a period of caressing the female with the tip of the hectocotylus, the male inserts its arm under the mantle of the female, and the spermatophores then travel down the groove on the hectocotylus to the female's oviduct. Soon after mating, the female begins to lay 60-100 eggs, which she carries in a cluster underneath her tentacles. She then guards them for the next 50 days. The eggs hatch into planktonic paralarvae and spend their first weeks as ocean plankton, drifting at the surface. After gaining weight, they drop to the bottom. Because she stops eating while brooding her eggs, the mother dies almost as soon as they hatch. The young are ready to reproduce around four months after hatching.
(Ellis 1991, Encarta 1998, Environment Australia 1999, Stewart 1997, Roper and Hochberg 1988)

Behavior
H. lunulata, like most Octopodidae, spends much of its life in hiding. With the exception of mating rituals, they live alone, concentrating on housing and feeding. It is territorial animal, so if an Octopodidae encounters a conspecific there is always "psychological advantage" for the individual defending its own territory. If confrontation does lead to competition, Octopodidae attacks competitors and rivals in the same fashion as with prey .

Because of its unusual design, Octopodidae has perfected many different modes of locomotion. Octopodidae can employ the arms for grasping or as locomotive devices, enabling it to crawl along the bottom or, in rare instances, out of the water. Its usual direction of swimming is "backwards" (i.e., away from the tips of the arms), with water being ejected from the funnel at the base of the arms propelling the animals through the water. However, they can also funnel in the opposite direction and swim with their arm tips pointing forwards. While swimming, its preferred attack posture is to parachute gently down with all eight arms outstretched and envelop its prey with its arms. Octopodidae also crawls over reefs, probing with it arms for hidden prey. However, this creature is not aggressive and will tend to hide or flee if disturbed; it has the reputation of only biting if provoked.

There has been some speculation that these color changes may have a communicative function, especially the pulsating blue of the excited state as for instance, a warning to potential predators and as a means of communicating amongst themselves. H. lunulata blanche its colors while in retreat, and, maybe, flushed with darker brown and purple, flash its characteristic ring markings in electric blue when agitated.

Octopodidae are considered the most intelligent invertebrates. They can essentially learn after very little trial and error. One example of their feats: They can uncork a bottle and remove a prey item if encountered. They also can learn by observing others. Experiments have shown that an Octopodidae who watches another do an unfamiliar task will be able to do it as well. They have an entire catalog of behaviors that are employed for concealment, defense, courtship, etc. They can change shape with remarkable facility from a flattened, formless blob to a threatening, upright shape that defies terrestrial description. Other behaviors are designed to disrupt the coherence of the body's outline include changing the shape of the mantle, twisting or waving arms, and erecting papillae that alter the animals texture and appearance.
(Ellis 1991, Encarta 1998, Environment Australia 1999, Stewart 1997)

Food Habits
H. lunulata is carnivorous, feeding primarily on fish, crabs, mollusks and other small marine animals. It hunts every thing that it is able to overpower. It ambushes prey from the background. H. lunulata often lures its victim by wiggling the tip of an arm like a worm; or it glides near and pounces on a crab, trapping the prey in its arms and dragging it towards its powerful beak-like jaws. Once it has bitten its prey, the octopus injects it with poisonous saliva to kill it. Either H. lunulata cracks prey open with its jaws or it disarticulates them, and with the tips of its arms, removes any vestige of the edible parts. H. lunulata does not employ its beak other than to take from the suckers the portions that it has removed.
(Hutchinson 1998, Ellis 1991, Encarta 1998, Environment Australia 1999)

Economic Importance for Humans: Negative
Poison from Hapalochochlaena sp. has proven to be fatal to humans especially to young children. There is no antivenom for this poison. Of the several human fatalities attributed to this animal, all have involved the animal being picked up. The bite itself may not even be felt. Five minutes or so later however, the victim may complain of dizziness and increasing difficulty in breathing. The powerful venom acts on the victim's voluntary muscles, paralyzing the muscles required for body movement and breathing. Artificial respiration is necessary to maintain life. The poison gradually wears off after 24 hrs, apparently leaving no side effects. (Campbell 2000, Environment Australia 1999, Norman 2000)

Economic Importance for Humans: Positive

Although other Octopodidae are used for biomedical research, behavioral research, and as gourmet food source, Hapalochochlaena sp. are too small and too dangerous for much. of these uses. Medical and psychological research are interested in the tetrodotoxin neurotoxin found in its venom for its aphrodisiac effect and its ability to block voltage-sodium channels so action potential in neurons is inhibited or reduced. They also have value as an unusual luxury item. As strange as it may seem, a H. lunulata individual was sold for $4000 at an auction in Sidney, Australia recently.
(Brenner and Elgar 1999, Ellis 1991, Melki 2000)

Hapalochlaena Maculosa

By Ashleigh MacConnell

Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Hapalochlaena
Species: Hapalochlaena maculosa

Geographic Range
Indo-Pacific. Found most commonly in the tidal rock pools along the southern coast of Australia.
(Moynihan 1985. Sea World Inc 1996. Rogerson 1998)

Biogeographic Regions:
australian (native ); indian ocean (native ); pacific ocean (native ).

Habitat
Most commonly found in rocky, shallow pools of water or in shallow corals. Also found under rocks in sandy or muddy stretches of bottom where alga is plentiful. Particularly common after storms when it can be found looking for crabs and bivalves.
(Moynihan 1985, Campbell 1998, Australian wildlife lectures 1998, Rogerson 1998, Park 1987)

The blue-ringed octopus is a small octopus that ranges in size from 4 mm at birth to up to 20 cm in adulthood. It is dark brown to dark yellow/ tan-yellow in coloring. The most outstanding characteristic of this species is the iridescent blue rings in the eye spots. These rings are reported to "glow" when an individual is aggravated.
(Campbell 1998. Rogerson 1998. Hanlon and Messenger 1996)

Reproduction
The female will initiate reproduction by specific coloring and posturing. The male will then approach her to begin courtship. Courtship consists of "love play" (Wood, 1999) and caressing. The male will then use the hectocotylus, a modified arm consisting of a groove between the suckers and ending in a spoonlike tip, to deposit the sperm in the female's oviduct, which is located under the mantle. Shortly thereafter, the female will begin to lay her eggs and the brooding period will begin. Characteristic brooding of this species is for the female to carry the eggs in its arms. She will guard them for a period of fifty days, at which point they will hatch into planktonic "paralarva". Initially at birth, the octopus will be only 4 mm long. This stage of the life cycle, the young will float to the top and join the plankton for about a month. At the end of this time period they will once again return to the bottom to resume their normal life.
(Microsoft 1993. Boyle 1987. Wood 1999. Hanlon and Messenger 1996)
Behavior

The blue ringed octopus is a nonaggressive octopus and in general exhibits the typical behaviors of octopuses: anachoresis, burrowing, and aposematism. Anachoresis is living

in crevices and holes. Burrowing is where an octopus establishes a den or refuge for itself by excavation of sand, mud, gravel, and coral rubble. This can often pose a problem in an aquarium environment, where underground filters are common. Aposematism, or advertising toxicity, in this species includes the "glowing" (Campbell 2000) of the iridescent blue rings, and often a yellow and black striping of the body. In general, not much is known of use of these displays in this particular species.
(Hanlon and Messenger 1996, Campbell 1998, Wood 1999)

Food Habits
At one week of age, the blue ringed octopus will begin to eat crab pieces. As the octopus matures, it will begin to eat live crabs and bivalve mollusks. The octopus will either entice its prey into its vicinity and inject a poison into the water that will paralyze it or will inject the poison into its prey directly. It is also believed that the octopus will capture prey, forming an airtight pouch around it, and inserting the poison into the pouch, cause the prey to take the poison in through its respiratory system. The poison is a neurotoxin which causes paralysis, which is particularly fatal if the poison affects either the heart or repiratory system. To date there is no antitoxin. Generally though, humans are not considered prey to this creature and a bite from one seems to be more of a defensive response than anything else.

References:

Boyle 1987. Microsoft 1993. Loadsman and Thompson 2000. Park 1987. Berry 1998.

Economic Importance for Humans: Negative
This species is considered one of the most dangerous animals in the sea because of the toxicity of its venom. In addition, the bite of the blue-ringed octopus is not painful. Therefore, there have been reported cases where people handled one and did not realize they had been bitten until the symptons of envenomation began to occur.
(Australian Wildlife Lectures 1998, Seaworld 1996, Park 1987)

Economic Importance for Humans: Positive
This species lacks an ink sac and therefore has become a common addition to the marine aquarium. This is much to the dismay of many toxicologists who feel that people selling and buying them are uninformed of the true danger they pose. This species also is used for its venom. One of Australia's major industries is its venom industry, in which the blue-ringed octopus plays a valuable role.

In addition this species has come under study to provide information on the mantle and the microscopic protrusions on the mantle of cephalopods.
(Hanlon and Messenger 1996. Parks 1987. Wood 1999)
Conservation Status

IUCN Red List: [link]:
Not Evaluated.

There was no information on conservation efforts made for the blue-ringed octopus. A problem has begun to arise surrounding the publicity of the toxicity of its venom. People have begun to over-react and kill octopuses encountered in shallow tidal pools.
(Park 1987)

Though the blue ringed octopus carries a toxin which can kill humans, there has never yet been a report of an octopus attacking a human. In general this species is nonaggressive and will only bite if picked up or stepped on.

The name Blue-ringed Octopus is actually given to a large group consisting of about five different species. Two of these are Hapalochlaena lunulata and Hapalochlaena fasciata. H. lunulata has larger rings than H. maculosa and is most commonly found on Australia's northern coast. H. fasciata has lines instead of rings on its body and is found only in New South Wales.
(Loadsman and Thompson 2000, Park 1987)

Octopus Briareus


By Amanda Robinson

Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Octopus
Species: Octopus briareus
Geographic Range




Octopus briareus are found in relatively warm, shallow water, including the tropical waters of the western Atlantic, the southeastern U.S., the Bahamas, the Caribbean islands, northern South America, and western Central America (Nauen 1984).

Biogeographic Regions:
nearctic (native ); neotropical (native ); oceanic islands (native ); atlantic ocean (native ).

Habitat
They inhabit shallow waters around coral reefs as well as well as rocks and seagrass beds. They are usually hidden in their lairs, which are very difficult to locate. The lairs can be within a coral reef or among plants and rocks on the ocean floor. These lairs are in the relatively shallow waters of the littoral zone of the oceans (Nauen 1984).

Aquatic Biomes:
benthic ; reef ; coastal .
Physical Description
Mass
1.50 kg (high)
(3.3 lbs)

Octopus briareus have chunky bodies with eight arms that vary in length and diameter. In comparison to their bodies, their arms are relatively thin. They are able to change colors and textures in order to blend in to their surroundings. They can be brownish and even iridescent red to green. They do not demonstrate much sexual dimorphism. Males and females are similar in size, color, and demeanor. Also, the ovaries and testies are hidden. The only real noticeable differences are the presence of hectocotylus in males. This is a ventral crest formed by the fusion of a protective membrane with a ventral row of papillae so that the original form of conical papillae is hidden. Males also have at least one suction disc that is much larger than the rest as well and whiter in color. Octopus briareus are usually between 40cm and 60cm long, though they can get up to 100cm long. They can get up to 1.5kg in weight (Boyle 1983).

Reproduction
When it is time to mate, the male initiates the process. This usually happens during the day. He approaches the female, mounts her, perches on top of the mantle, and wraps his arms around her head and mantle. He then transfers two spermatophores with the hectocotylus into the oviduct. This process lasts between 30 and 80 minutes. Though the female may struggle, the male is the one that terminates the process when he swims away. Suction marks present on the female's mantle are evidence of mating. After they have sperm in their Females can store sperm in their oviducts for up to 100 days. Before they lay their eggs, they find a suitable site that will provide protection. They sometimes even close themselves inside their lair and seal off the opening. Females contain 100-500 eggs. The eggs are 10-14mm long and 4-5mm wide with a 5-10mm long stalk. These stalks hold together clusters of eggs, each made up of around 25 eggs. The female sits with her eggs and broods them until they are ready to hatch. The process takes 50-80 days for the eggs to mature enough to hatch; however, it can be much faster in warmer waters. When they emerge, the babies are small versions of adults and are able to swim, consume food, produce ink, and change color as soon as they are born. Growth is very quick, and after 17 weeks, young will be 75% of adult size. Males are sexually mature after just 140 days and females at 150 days (Boyle 1983).

Behavior
These animals are not social. A number of them may inhabit the same vicinity, but they live separately except during mating. Usually, one octopus does not even attempt to go near another's den. If two octopi do come in contact at a den, there is inevitably a fight. The acceptable distance between living spaces is a minimum of around 60ft., depending on the density of octopi inhabiting the area. They are not sedentary animals. They don't live in the same den for life, instead moving around in search of a suitable shelter. Octopus briareus are free moving animals, but when nesting they become sessile until their eggs hatch.

To escape predators, octopi suck water into the mantle and expel it for a quick getaway, along with a cloud of ink.

Also, some of the smaller animals on which they usually prey become a threat to their eggs when octopi are nesting. At that time, females may kill these animals but do not eat them. (Boyle 1987).

Food Habits
Octopus briareus eat a wide variety of animals, but their diet consists primarily of crabs and shrimp. Crabs are preferred because shrimp are much faster and more difficult to catch. Lobsters, polychaetes and a wide variety of fish are also consumed. Octopus briareus are known to hunt at dawn or dusk. They usually hunt by lying and waiting in their lairs, but if prey does not come around, they may leave to pursue it (Boyle 1983)

Economic Importance for Humans: Negative

None. They are not particularly aggressive and their bites are not deadly.

Economic Importance for Humans: Positive

None.
Conservation Status

IUCN Red List: [link]:
Not Evaluated.

US Federal List: [link]:
No special status.

CITES: [link]:
No special status.

Octopus briareus are not in any danger so far due to humans. They are not sought after for any particular characteristics nor do they have any specific predators that are a major threat.
Other Comments

Octopus briareus are interesting specimens of marine life. They can be easily studied and bred in laboratories, which allows scientists to continue to gain knowledge of them.

Octopus Vulgaris

By Robin J. Case

Kingdom: Animalia
Phylum: Mollusca
Class: Cephalopoda
Order: Octopoda
Suborder: Incirrina
Family: Octopodidae
Subfamily: Octopodinae
Genus: Octopus
Species: Octopus vulgaris


Geographic Range
This species has a world-wide distribution. It is abundant in the Mediterranean Sea, the Eastern Atlantic Ocean, and in Japanese waters.

Biogeographic Regions:
indian ocean (native ); atlantic ocean (native ); pacific ocean (native ).

Habitat
Octopus vulgaris is found in tropical, subtropical, and temperate waters between the surface and a depth of 100 to 150 meters. . It is not found in polar or subpolar regions. It lives in costal waters and the upper part of the continental shelf.

These animals are found in the following types of habitat:
temperate ; tropical .

Aquatic Biomes:
benthic ; reef ; coastal .

Physical Description
Reach 1-3 feet in length including arms. The skin is smooth. Like other octopuses, members of this species have 8 arms that are lined with suckers, and they lack any internal shell.

Development
The duration of embryonic development is related to temperature, as it is in all cephalopods, and it also depends on the size of the egg.

Reproduction
Number of offspring
100000 to 500000

Octopus vulgaris has individuals of both sexes. During mating, the male approaches the female, who fends him off for a while, but then accepts him. He sits next to her or mounts her, inserting the hectocotylus in her mantle cavity to pass the spermatophores. They may copulate for several hours. The same pair often repeat mating over a period of a week or so, but a male copulates with other females and a female accepts other males. Mating often occurs when the females are immature. Only females ready to lay eggs consistently fend off the males.

Mating systems:
polygynandrous (promiscuous) .

Females become restless and search for a sheltered place where they can lay and brood the eggs without disturbance. The spermatophores are placed in the oviducts and empty cases are discarded. Fertilization takes place in the oviductal glands as the mature eggs pass through them on thir way out of the oviducts. Two secretions from the oviductal glands, together with the mucus, are used to stick the egg stalks together in strings and attach these to a substrate. Eggs are laid in shallow water. They are always attached to a substrate. On rocky shores, females find a hole, a crevice or sheltered place and they often protect their homes with shells, stones and other solid objects that they gather. Coral reefs provide suitable shelter. On sandy or muddy bottom, eggs are laid in empty mollusc shells or in man-made objects such as cans, tins, bottles, tires, boots, and amphorae . In tropical and subtropical waters, eggs are laid throughout the year. The total number of eggs laid by a female varies from 100,000 to 500,000. During egg laying and subsequent brooding, the female rarely leaves the egg mass. She usually does not feed during the entire period of spawning and brooding, which can be as long as 4-5 months at low temperatures. Egg care includes cleaning the eggs with the arm tips and directing jets of water from the funnel through the strings. Intruders, including potential prey, are pushed away, although crabs left overnight may occasionally be eaten. As a rule, females die shortly after the hatching of the last embryos after losing one-third of their pre-spawning weight.

Aurelia Aurita


By Roberto J. Rodriguez

Kingdom: Animalia
Phylum: Cnidaria
Class: Scyphozoa
Order: Semaeostomeae
Family: Ulmaridae
Genus: Aurelia
Species: Aurelia aurita
Geographic Range



Aurelia aurita are found near the coast, in mostly warm and tropical waters (but they can withstand temperatures as low as -6 and as high as 31 degrees Celsius). They are prevalent in both inshore seas and oceans.

Biogeographic Regions:
indian ocean (native ); atlantic ocean (native ); pacific ocean (native ).
Habitat

Their habitat includes the costal waters of all zones, and they occur in huge numbers. They are known to live in brackish waters with as low a salt content as 0.6%. Decreased salinity in the water diminishes the bell curvature, and vice versa. An optimum temperature for the animals is 9 - 19 degrees Celsius.

Aquatic Biomes:
reef ; lakes and ponds; coastal .

Physical Description
These animals range between 5 and 40 cm.. They can be recognized by their delicate and exquisite coloration, often in patterns of spots and streaks.

Reproduction
Sexual maturity in Aurelia aurita commonly occurs in the spring and summer. The eggs develop in gonads located in pockets formed by the frills of the oral arms. The gonads are commonly the most recognizable part of the animal, because of their deep and conspicuous coloration. The gonads lie at the bottom of the stomach. Males and females are distinct and reproduction is sexual.

Behavior
Their behavior depends on a number of external conditions, in particular, food supply. Aurelia swim by pulsations of the bell-shaped upper part of the anima. Swimming mostly functions to keep the animal at the surface of the water rather than to make progress through the water. They swim horizontally, keeping the bell near the surface at all times. This allows the tenticles to be spread over the largest possible area, in order to better catch food. The coronal muscle allows the animal to pulsate in order to move. Impulses to contract are sent by way of the subumbrellar nerve net and are nervous in origin. The Moon Jelly has rhopalial centers, which allow it to control the pulsations. As the oxygen rate in the water goes down, so too does the resiratory rate of the jellyfish.

Food Habits
The Saucer Jelly is carnivorous and feeds on plankton. Their primary foods include small plankton organisms such as mollusks, crustaceans, tunicate larvae, copepods, rotifers, nematods, young polychaetes, protozoans, diatoms, and eggs. They are also sometimes observed to eat small hydromedusae and ctenophores. These foods collect chiefly on the surface of the animal, where they become entangled in mucus. Food items are then passed on to the margins by flagellar action, where they collect on the lappets. They are then moved, again by flagellar currents, along eight separate canals, which are unique to this species of jellyfish. These canals branch off and run into the stomach, and they bring the food to it via the ring canal.

Economic Importance for Humans: Negative

Predation on copepods and fish larvae. May significantly affect a plankton community through predation.

Economic Importance for Humans: Positive


Represent an important step in pelagic organic matter transformations.
Conservation Status

They are very plentiful.

Sabtu, 09 Januari 2010

Demam BBF


DEMAM serial korea memang tidak ada habisnya di kalangan muda sekarang. Banyak film yang merasuki dunia muda sekarang. Termasuk Film Boys Before Flowers (BBF). Film ini dibintangi oleh Gu Jun Pyo (Lee Min Hoo), Geum Jan Di (Kyu Hye Son), Ji Hoo (Kim Hyun Joong), So Yi Jung (Kim Bum), dan Woo Bin (Kim Hyung Joon).

Drama seri satu ini memiliki alur cerita yang mirip dengan Meteor Garden, serial yang sempat booming di tahun 2000. Meskipun begitu, penggemar film ini tak kalah heboh dengan film Korea pada umumnya. Buktinya, film ini banyak memperoleh apresiasi dan mampu menghipnotis kaum muda Makassar khususnya.

Salah satunya dari keluarga XII-IPA 1 MAN 2 Purwokerto yang senantiasa menanti film BBF ini. Meski alurnya adaptasi, namun tetap seru untuk disimak. Film BBF ini memang seru ceritanya. Ditambah lagi tokoh Kim Boom yang begitu menggemaskan, jadinya makin ngebet buat nonton terus.

Hal senada pun diungkapkan Sri Astuti, mahasiswi Unhas semester 3. Menurut gadis berjilbab berbintang Scorpio ini mengaku sangat senang dengan Film Boys Before Flowers. Alasannya sih, para bintang pendukungnya berwajah cakep. Selain itu, ekspresi wajah dari tokoh-tokohnya juga lucu nan menggemaskan.

Menurut Muthe XII-IPA 1 MAN 2 Purwokerto: "Wah, film BBF ini memang beda menurut saya. Sampai-sampai saya harus mengorbankan jam belajar saya hanya untuk menonton film ini sampai selesai. Betapa tidak, ceritanya selalu mengagetkan" ucap fans berat ini.

Emang sih, ceritanya mirip Meteor Garden. Tapi untungnya, pemainnya lebih seru dibanding kisah yang pernah ada sebelumnya. Berkat BBF, saya berharap bisa ke Korea bertemu dengan pemainnya langsung. Cubit-cubit pipi mereka dan bisa foto bareng pastinya. Setidaknya menggantikan peran Kim Boom," aku dara kelahiran 10 Juni 1992 ini seru.

Well, nonton film untuk mencari kesenangan memang tidak salah. Tapi, harapannya sih, teman-teman bisa mengatur waktu dengan baik. Bukan sebaliknya. Ambil sisi positif setiap tontonan yang teman nikmati. Jangan sampai film yang ditonton yang kemudian menjadi boomerang buat teman-teman. Selamat nonton yah!

Minggu, 03 Januari 2010

Ungkapan

Matamu, sinarnya menyinari hati
Senyumanmu, manisnya memukau kalbu
Bicaramu lembutnya mendamaikan
Lalu aku pun hilang dalam keindahan itu bersama rindu

kasih TUHAN tiada bertepi,
sayang TUHAN janjiNYA pasti,
cintakan TUHAN, itu yang hakiki..

Cintakan bunga,bunga akan layu..
Cintakan manusia,manusia akan kecewakan,
Cintakan ALLAH kekal selama-Nya..

Jangan cari cinta manusia,
ia penuh dengan penipuan,
kekecewaan,
dan tak kekal..
Tapi carilah cinta Allah..
tiada penipuan,
tidakkan pernah mengecewakan
itulah cinta abadi..
Cinta yang diredahai..

sedikit garis panduan utk ikhtilat:
• 33:53 - …Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri nabi)maka mintalah dari belakang tabir…
• 24:30 – Katakanlah pada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya….
• 24:31 – Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…..
• 33:59 – …Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”….
• 33:32 - ….”janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya…..
• 24:31 – …janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)…..
• 2:42 - dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui.
• 29:38 - ….dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka….
• 2:216 – boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu; Allah Maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
• “Jika sesuatu itu ditakdirkan untuk kita, tak ada siapa yang dapat beri HALANGAN, namun jika sesuatu itu tak ditakdirkan untuk kita, pasti takkan kita dapat walaupun sudah dalam GENGGAMAN”

Cinta

Cinta itu buta?
Memang cinta itu tidak bermata,
Tapi tidak pula buta,
Karena kitalah mata itu,
Mata yang letaknya di hati,
Hati yang seharusnya berjalankan petunjukNya

bukannya ...
yang disuluh dari cahaya duniawi..
Seharusnya janganlah biar ia dikaburi nafsu,
Kelak ketajaman mata itu kian hilang bisanya lalu terus tumpul..
Asahlah ia dengan zikrullah,
Siramilah ia dengan basah lidah suarakan selawat buat Rasullullah,
Suburilah ia dengan muhasabah ...

**************************
Kenapa dikatakan cinta itu buta??
Karena bila tidurnya tidak lena,
Mandinya tidak basah,
Makannya tidak kenyang,
Hilang tumpuan sibuk & asyik terkenangkan orang tersayang,
Ingatan persis layang-layang terbang di awan terapung bersama angan-angan,

Bila nasihat orang tua dikatakan penghalang,
Bila yang haram menjadi halal,
.. berjalan beriringan sambil berpegang tangan,
.. naik motor berpelukan takut tercicir dijalanan,
.. lama-kelamaan kesucian menjadi korban,
Kononnya sebagai tanda cinta sejati tidak berbelah bahagi.
Yang paling diendahkan ..:
Bilamana tanggungjawab sebagai hambaNya mula diabaikan,
Bilamana kitabNya sudah tidak betah ditangan,
.. dek kerana mata hati yang mula kabur terjerumus dalam cinta dunia ..

************************************************** ***
Ya Allah, jangan kiranya hati itu milikku,
Ya Allah, jangan juga kiranya anak itu adalah aku,
Ya Allah, ku tak sanggup memiliki tangan itu,
Ya Allah, jauhkanlah dari 'dimiliki' mahupun memiliki cinta seperti itu.
Ya Allah, ku takut kiranya akulah hambaMu yang tidak bertanggung jawab itu ...

Ku mohon padaMu, payungilah aku dari panahan nafsu syaitan,
Ku harapkan teduhan di bawah lembayung rahmatMu,
Ku tagih redup dari rimbunan pohon kasih sayangMu,
Ku tahu ya Allah, ku tak layak menghuni syurgaMu,
tapi tidak pula ku ingin ke NerakaMu .. Amin.
Namun begitu ya Allah, layakkah aku untuk CINTA AGUNGMU??

Jumat, 01 Januari 2010

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

1. Bersyukur apabila mendapat nikmat
2. Sabar apabila mendapat kesulitan
3. Tawakal apabila mempunyai rencana/program
4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan
6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan
7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan
8. Jangan usil dengan kekayaan orang
9. Jangan hasad dan iri atas kejayaan orang
10. Jangan sombong jikalau memperolehi kejayaan

11. Jangan tamak kepada harta
12. Jangan terlalu bercita-cita akan sesuatu kedudukan
13. Jangan hancur karena kezaliman
14. Jangan goyah kerana fitnah
15. Jangan mempunyai keinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram
17. Jangan sakiti ayah dan ibu
18. Jangan usir orang yang meminta-minta
19. Jangan sakiti anak yatim
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyuk
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjemaah di masjid
25. Biasakan diri dengan solat malam
26. Perbanyakkan zikir dan doa kepada Allah
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat
28. Sayangi dan santuni fakir miskin
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah
30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah
33. Berlatihlah mengkonsentrasikan fikiran
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila kerana sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan
36. Jangan percaya ramalan manusia
37. Jangan terlampau takut miskin
38. Hormatilah setiap orang
39. Jangan terlampau takut kepada manusia
40. Jangan sombong, takabbur dan besar kepala

41. Berlakulah adil dalam segala urusan
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran
45. Perbanyakkan silaturrahim
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam
47. Bicaralah secukupnya
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya
49. Hargai waktu, disiplinkan diri mengurus waktu dan manfaatkan waktu
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga
53. Makanlah secukupnya, tidak berkurangan dan tidak berlebihan
54. Hormatilah kepada guru dan ulama
55. Sering-sering berselawat kepada nabi
56. Cintai keluarga Nabi saw
57. Jangan terlalu banyak hutang
58. Jangan terlampau mudah berjanji
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membicarakan hal yang tidak memberi faedah.

61. Bergaullah dengan orang-orang soleh
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi
66. Jangan membenci seseorang karena fahaman dan pendiriannya
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang memperolehi kesulitan
70. Jangan melukakan hati orang lain

71. Jangan membiasakan diri berkata dusta
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan
80. Jangan sedih kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya

81. Jadilah manusia yang selalu memberi manfaat untuk agama, bangsa dan negara
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa
85. Hargai prestasi dan pemberian orang
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizikal atau mental kita menjadi terganggu
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan
96. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri
97. Waspadalah akan setiap ujian, cubaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan
98. Yakinlah bahawa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerosakan
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

Sahabat Sejati

Sahabat yang beriman
Ibarat Sang Mentari yang menyinari Bumi..
Sahabat yang setia
Bagai pewangi yang mengharumkan..
Sahabat sejati menjadi pendorong impian..
Sahabat berhati mulia
Membawa kita ke jalan Allah..

Untukmu Sobat

Kau datang padaku
Saat aku butuh
Saat aku begitu tersesat, begitu kesepian
Kau datang padaku
Mengambil nafas pergi
Menunjukkan cara yang benar
Cara untuk memimpin

Kau mengisi hatiku dengan cinta
Menunjukkan lampu di atas
Sekarang aku ingin
Bersamamu
Kau adalah Satu Cinta Sejati
Mengajariku untuk tidak pernah menghakimi
Sekarang aku ingin
Bersamamu

Kau datang padaku
Saat aku putus asa
Aku memanggil Kamu, Kamu berada di sana
Tanpamu
Apa arti hidupku?
Untuk tidak mengetahui ilmu ghaib,
Antara Dunia

Untukmu, aku akan mengorbankan
Untukmu, aku akan memberikan hidupku
Semua, hanya untuk bersamamu
Aku merasa begitu hilang
Dengan semua rasa sakit dan kebohongan
Sekarang aku ingin
Bersamamu

Menunjukkan benar dari yang salah
Mengajarkanku untuk menjadi kuat
Membutuhkanmu lebih dari sebelumnya
Ya Rasul ALLAH

Kau datang padaku
Saat aku butuh
Membutuhkanmu lebih dari sebelumnya
Ya Rasul ALLAH

Kau mengisi hatiku dengan cinta
Menunjukkan lampu di atas
Sekarang aku ingin
Bersamamu

Kau adalah Satu Cinta Sejati
Mengajariku untuk tidak pernah menghakimi
Sekarang aku ingin
Bersamamu,,

Ciri-Ciri Anak Pintar

Ciri-ciri positif dari aspek fizikal, psikologi dan tingkahlaku anak-anak pintar cerdas

Pengamatan tinggi
• Menyedari sesuatu dengan lebih teliti berbanding dengan kanak-kanak yang sebaya dengannya yang mungkin akan terlepas pandang

Keinginan untuk tahu tinggi
• Ingin mengetahui semua hal seperti objek, idea, keadaan situasi atau sesuatu acara

Minat mendalam
• Mungkin akan menfokus sesuatu perkara yang diminati dalam jangka masa sebulan atau mungkin setahun serta akan menjadi terlampau dalam hal tersebut

Menerima infomasi dengan pantas
• Selalu diandaikan seperti span,menyerap segala maklumat dengan cepat dan banyak

Ingatan yang tinggi
• Selalu dikatakan mempunyai ruang simpanan memori yang luas untuk pelbagai topik serta mampu mengingati semula dengan cepat

Mungkin dapat membaca lebih awal
• Kebanyakannya dapat membaca sebelum umur 5 tahun

Kerap membaca serta meluas
• Suka membaca bacaan yang meluas dan pelbagai subjek serta membaca dengan pantas

Tatabahasa yang tinggi
• Memiliki penggunaan tatabahasa yang canggih serta banyak dan suka menggunakan perkataan yang baru dan unik

Tahap penumpuan yang lama
• Berbanding kanak-kanak normal mereka ini dapat memberi tumpuan yang lebih lama dalam sesuatu perkara kecuali aktiviti tersebut tidak menggunakan daya pemikiran

Kebolehan menyelesaikan masalah
• Kanak-kanak pintar cerdas ini mampu untuk menyelesaikan masalah yang sukar untuk ditafsirkan serta memiliki kemahiran berfikir yang tinggi

Suka bertanya dengan lebih teliti
• Kebolehan untuk mencipta teori baru terhadap sesuatu benda yang berlaku

Keupayaan imaginasi yang tinggi
• Mampu untuk membayangkan sesuatu samada baik atau buruk dan boleh mencipta cerita yang bagus serta boleh menyatakan segala kebimbangannya

Minat dalam falsafah dan isu-isu sosial
• Sebagai contoh, perjalanan galaksi,masalah-masalah berkaitan populasi dunia,isu-isu alam sekitar

Sangat sensitif dari segi emosi dan emosi tingkah laku
• Mudah kecewa walaupun dalam hal-hal yang kecil tetapi boleh mengalir air mata apabila melihat keindahan matahari terbenam atau mendengar lagu serta sanggup untuk berhenti makan daging kerana sangat simpati terhadap haiwan

Sangat menitikberatkan hal-hal keadilan
• Sangat teliti dalam hal-hal betul atau salah bukan sahaja untuk diri sendiri malah untu orang lain

Bersemangat dan bertenaga
• Mereka ini kurang tidur berbanding rakan sebaya mereka tetapi mereka masih mampu dan mempumyai tenaga untuk meneruskan kehidupan seharian

Pandai berjenaka
• Mampu mencipta suatu situasi jenaka dan melakukan jenaka yang mana rakan-rakan sebayanya langsung tidak memahami

Sangat teliti dan mementingkan kesempurnaan
• Tidak suka melakukan kesilapan dan mudah kecewa bila sesuatu tidak dapat dilakukan dengan sempurna

Perkembangan asynchronous
• Perkembangan fizikal intelektual, emosi dan sosial adalah tidak sekata sebagai contoh kanak-kanak berumur 6 tahun mungkin seperti kanak-kanak 10 tahun inteleknya, kanak-kanak berumur 8 tahun seperti sosialnya dan kanak-kanak 6 tahun dari segi emosinya

Ciri-ciri negatif dan cabaran yang dihadapi oleh anak-anak pintar cerdas

Permasalah dari segi perkembangan asynchronous

1. Kanak-kanak pintar cerdas ini boleh memahami secara intelektuel mengenai perkara-perkara abstrak tetapi tidak mampu menagani perkara-perkara yang melibatkan konsep emosi yang mana akan membawa mereka ke arah kebimbangan seperti kematian masa hadapan seksualiti dan isu-isu yang lain

2. Perkembangan fizikal kanak-kanak pintar cerdas mungkin akan membataskan perkara atau kerja yang mereka berupaya menyelesaikannya melalui gambaran intelek mereka.
Sikap teliti dan mementingkan kesempurnaan boleh mendorong mereka kearah kekecewaan

3. Mereka boleh terlibat sama dalam perbualan orang dewasa seperti isu-isu global untuk satu minit tetapi selepas itu mereka akan menangis kerana mainan kegemaran mereka diambil oleh seseorang

Permasalahan dari segi pertuturan yang kehadapan dan kebolehan memberi alasan

1. Kanak-kanak pintar cerdas ini biasanya bersikap tidak mahu mengalah dalam apa-apa perkara. Walaupun begitu mereka tetap kanak-kanak dan memerlukan disiplin yang betul sengguh pun mereka itu bijak

2. Mereka boleh mempengaruhi orang lain. Ibu bapa dan orang dewasa lain perlu mangambil berat supaya mereka tidak menjadi orang yang mampu mempengaruhi orang lain kearah keburukkan.

3. Mereka juga akan cuba bersikap tunjuk pandai terhadap ibu bapa dan guru

Permasalahan dari segi sikap teliti dan kesempurnaan serta masalah emosi yang sensitif

1. Sikap kesempurnaan boleh membawa mereka kepada takut terhadap kegagalan sehingga mereka menjadi seorang yang putus asa

2. Mereka ini memerlukan data-data yang lengkap sebelum manjawap soalan-soalan yang diberikan, mereka sebenarnya lebih suka mencari jawapan sendiri kerana mereka malas untuk bersosial

3. Sikap sensitivity dan juga perkembangan minda mereka mampu untuk memikirkan hal-hal seperti peperangan, kebuluran, pencemaran, ketidak adilan dan keganasan. Jika mereka terlampau memikirkan isu-isu ini mereka akan mengalami masalah ‘introverted’ dan mungkin menjurus kearah “existential depression”.

Pencari Jalan-Mu

Telah Banyak Yang Kulewati
Jalan Hitam Di Dunia
Tak Terhitung Selama Nodai
Masih Adakah Kesempatan
Bagiku Mendekatkan
Hati Dan Cinta KasihMu

Kuingin Bersihkan Diriku
Dari Segala Dosa
Yang Telah Kuperbuat Hingga Kini

Kuingin Bersihkan Jiwaku
Terangilah Dengan Segala
Petunjuk JalanMu

Tiada Yang Ada SelainMu
Yang Selalu Menjagaku
Meski Kadang TinggalkanMu
Aku Yang Hanyalah Manusia
Yang Mencari JalanMu
Yang Pasti Kembali PadaMu

prismotube

Keinsafan - krabat



More Videos & Games at 1m1f video
بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم