Jumat, 29 Januari 2010

Pandangan Sufi terhadap Urusan Dunia

Al Hikam : Keinginanmu utk lepas dari urusan dunia padahal Allah membekalimu sarana penghidupan adalah syahwat yang samar, sedangkan keinginan utk mendapatkan sarana penghidupan sedangkan Allah melepaskanmu dari urusan dunia adalah kemunduran dari cita-cita luhur..

Para penempuh jalan menuju Allah bebas untuk menjadi apa saja, bebas memiliki apa saja dalam masing-masing kondisi yang Allah takdirkan untuk mereka, manut sama Gusti Allah hendak ditempatkan di maqam apa saja kita, sampai Allah sendiri yg memindahkan posisi kita di dunia….

Syaikh Abdul Djalil Mustaqim pernah dawuh bahwa mengamalkan tarekat sebagai seorang sufi bukan hanya memegang tasbeh, berdzikir di masjid, atau melakukan zawiyah/uzlah tanpa mempedulikan kehidupan duniawi dan kepentingan masyarakat. Menurut Beliau, salat 5 waktu dengan disiplin, mencari nafkah dengan jujur, menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh, merupakan kehidupan bertarekat. Tetapi itu semua jangan sampai menyebabkan kita melupakan Allah SWT. Tidak ada larangan berbisnis bagi pengikut tarekat. Bisnis tidak menghalangi seseorang untuk masuk surga, sebab ada berjuta jalan menuju Allah.

Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi juga pernah dawuh kepada Syaikh Ibnu Athaillah : “Jika kau berteman dengan seorang pedagang, jangan berkata kepadanya : ‘Tinggalkan daganganmu dan kemarilah !’ Juga jangan berkata kepada seorang pckerja : ‘Tinggalkan pekerjaanmu dan kemarilah !’ Dan jangan berkata kepada pelajar : ‘Tinggalkan pelajaranmu dan kemarilah !’ Posisikan setiap orang sesuai dengan posisi yang Allah berikan untuknya. Bagian seseorang yang Allah berikan lewat diri kita pasti akan sampai kepadanya. Para sahabat menyertai Rasulullah saw dengan setia. Namun, Rasul tidak pernah berkata kepada [sahabat yang] pedagang : `Tinggalkan daganganmu !’ tidak juga kepada pekerja : `Tinggalkan pekcrjaanmu !’ Rasulullah membiarkan mereka dengan usahanya masing-masing seraya memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah.”

Selanjutnya Beliau juga dawuh : “Tetaplah dalam posisi yang Allah berikan kepadamu. Bagian untukmu yang Allah berikan lewat diriku pasti akan sampai kepadamu. Itulah ahwal kaum shiddiqin. Mereka keluar dari sesuatu ketika Allah SWT sendiri yang mengeluarkan mereka.”

Karena itu dalam al-Hikam Syaikh Ibnu Athaillah mengingatkan : “Keinginanmu untuk memasuki alam tajrid (meninggalkan urusan dunia, tidak terikat sebab-akibat) padahal Allah masih menempatkanmu pada alam asbab/dunia (masih terikat sebab-akibat), adalah termasuk syahwat yang tersembunyi. Sebaliknya, keinginanmu untuk masuk ke alam asbab/kehidupan dunia padahal Allah telah menempatkanmu pada alam tajrid/meninggalkan urusan dunia, adalah suatu kemerosotan dari himmah (tekad spiritual) yang luhur.”

sumber: Tasawuf-Menggapai ridha Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

prismotube

Keinsafan - krabat



More Videos & Games at 1m1f video
بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم